Asbabun Nuzul, Kandungan, dan Keterkaitan Surah Al Ashr dan Surah Al Alaq
I. Surah Al-Ashr
Asbabun nuzul surat Al-Ashr
Ada kisah dibalik turunnya surat
al-Ashr. Pada zaman dahulu orang orab sering melakukan mengadakan perkumpulan
(nongkrong) pada waktu ashar. Dalam kegiatan nongkrong itu, biasanya mereka
membicarakan urusan keduniawian, seperti bercanda, memamerkan harta,
menggunjing dsb. Tak jarang dari kegiatan tersebut berlanjut dengan
pertengkaran, perkelahian dan permusuhan. Atas alas an ini orang Arab zaman
dahulu menagnggap bahwa waktu ashar adalah waktu yang sial.
Kemudian turunlah surat al-Ashr
yang memberikan penjelasan bahwa manusia bahwa setiap sesuatu yang diciptakan
Allah pastilah bermanfaat. Dalam Islam tidak dikenal dengan istilah “hari apes”,
“waktu sial” dsb. Sebab setiap musibah yang menimpa diri manusia tidak lain
adalah merupakan buah perbuatannya sendiri. Melalui surat ini, Allah
memberitahukan bahwa tidak akan merugi orang-orang yang beriman, beramal
shaleh, menasehati dalam kebenaran dan menasehati dalam kesabaran. Seandainya
orang Arab pada masa itu menggunakan waktu ashar sebaik-baiknya, niscaya tidak aka
nada pertengkaran, permusuhan, perkelahian dsb.
Hikmah lain yang dapat diambil
dari surat ini adalah bahwa waktu ashar merupakan waktu yang hampir gelap. Ashar
dianalogikan sebagai waktu ketika manusia berada di usia senja yang alangkah
lebih baiknya diisi dengan perbuatan-perbuatan yang baik sebelum datang malam
yang gelap (kematian).Kandungan Surah Al-Ashr
Ayat ke-1
Allah swt bersumpah dengan menyebut masa. Masa berarti waktu yang dilalui, waktu yang dialami seseorang. Apabila Allah swt, bersumpah dengan makhluknya berarti suatu isyarat bagi Rasulullah saw., dan orang-orang yang beriman agar memerhatikan terhadap makhluk yang digunakan untuk bersumpah. Dengan demikian, maksud ayat pertama surah ini adalah agar Rasulullah saw., dan orang-orang yang beriman lebih memerhatikan masalah waktu. Dan mampu memanfaat waktu sebaik-baiknya untuk hal-hal yang terpuji sesuai ajaran Islam.
Allah swt bersumpah dengan menyebut masa. Masa berarti waktu yang dilalui, waktu yang dialami seseorang. Apabila Allah swt, bersumpah dengan makhluknya berarti suatu isyarat bagi Rasulullah saw., dan orang-orang yang beriman agar memerhatikan terhadap makhluk yang digunakan untuk bersumpah. Dengan demikian, maksud ayat pertama surah ini adalah agar Rasulullah saw., dan orang-orang yang beriman lebih memerhatikan masalah waktu. Dan mampu memanfaat waktu sebaik-baiknya untuk hal-hal yang terpuji sesuai ajaran Islam.
Kita sadari atau tidak, waktu itu tidak akan berhenti walaupun sedetik,
apalagi terulang, pagi hari ini bukan pagi hari kemarin bukan pula pagi
hari esok.
Ayat ke-2
dijelaskan bahwa kebanyakan manusia dalam keadaan merugi. Melihat kenyataan hidup ini, ternyata banyak manusia yang merugi dibanding dengan ysng beruntung. Lalu kerugian apa yang dialami manusia ?. Kerugian yang dialami oleh manusia bahwa kesempatan hidup didunia tidak dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk agama. hari-harinya hanya diisi dengan kesibukan menikmati dunia sesuai dengan keinginan hawa nafsunya tanpa ada pemikiran kalau dunia ini hanyalah sementara dan yang kekal adalah ada hari akhirat.
dijelaskan bahwa kebanyakan manusia dalam keadaan merugi. Melihat kenyataan hidup ini, ternyata banyak manusia yang merugi dibanding dengan ysng beruntung. Lalu kerugian apa yang dialami manusia ?. Kerugian yang dialami oleh manusia bahwa kesempatan hidup didunia tidak dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk agama. hari-harinya hanya diisi dengan kesibukan menikmati dunia sesuai dengan keinginan hawa nafsunya tanpa ada pemikiran kalau dunia ini hanyalah sementara dan yang kekal adalah ada hari akhirat.
Ayat ke-3
Asbabun nuzul Surah Al Alaq
Ayat
Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantaraan malaikat Jibril adalah QS. al-`Alaq: 1-5 ketika Nabi
Muhammad SAW sedang bertahannus di gua Hira' pada malam bulan Ramadhan
bertepatan dengan malam Lailatul Qadar di awal abad VII. II.Surah Al Alaq
Asbabun nuzul Surah Al Alaq
Sebelum QS. al-`Alaq: 1-5 ini dibacakan kepada Nabi Muhammad, terlebih dahulu malaikat Jibril meminta Muhammad untuk membaca: "Iqra', bacalah"! Rasulullah kemudian menjawab: "Maa ana bi qaari, Aku tidak bisa membaca." Selama ini kita sering mendengar bahwa kalimat `Maa ana bi qaari' diartikan dengan `Aku tidak bisa membaca'. Namun aku ingin memberikan arti lain dari kalimat `Maa ana bi qaari' ini dengan makna `Apa yang
harus aku baca?'
Mendengar jawaban ini, maka malaikat Jibril pun memeluk
Muhammad dengan sangat kuat sehingga sekujur tubuhnya menggigil ketakutan. Perihal Jibril mengajukan perintah untuk membaca ini, kemudian tetap dijawab oleh Muhammad dengan jawaban seperti semula sehingga Jibril kembali memeluknya ini berulang sampai tiga kali.
Setelah malaikat Jibril melepaskan pelukannya yang ketiga kalinya itu, barulah Jibril melanjutkan ayat Allah QS. al-`Alaq:
1-5
Kandungan Surah
Al-Alaq:
Ayat
ke-1:
Ayat ini mengandung perintah agar mamusia memiliki keimanan, yaitu berupa keyakinan terhadap adanya kekuasaan dan kehendak Allah, juga mengandung pesan ontologis tentang sumber ilmu pengetahuan. Ayat-ayat Allah terdiri dari yang tertulis (Al-Qurán), tidak tertulis (keadaan jagat raya), dan yang ada pada diri manusia. Dari berbagai ayat tersebut jika telaah secara cermat, diobseravasi, diidentifikasi, dikategorikan, dibandingkan, dianalisa, dan disimpulkan dapat menghasilkan ilmu pengetahuan.[7] Membaca ayat-ayat Allah didalam Al-Qurán dapat menghasilkan ilmu agama Islam seperti; Fiqh, Tauhid, Akhlak dsb. Membaca ayat-ayat Allah yang ada di jagat raya dapat menghasilkan sains seperti Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, Geologi, Botani, dsb. Selanjutnya membaca ayat-ayat Allah yang ada pada diri manusia dari segi fisiknya menghasilkan ilmu kedokteran, ilmu tentang raga, dan dari segi tingkah lakunya menghasilkan ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, dsb. Pemanfaatan ilmu-ilmu tersebut harus ditujukan dengan mendekatkan diri dan terus beribadah kepada Allah SWT.
Ayat ke- 2:
Ayat kedua ini mengandung informasi tentang pentingnya memahami asal-usul proses dan kejadian manusia dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Untuk itu kesadaran manusia dapat timbul dalamn dirinya agar kelak diakhirat kita dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita selama didunia. Dalam ayat ini juga dapat kita rumuskan tujusn pendidikan yaitu, adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat melahirkan manusia yang seutuhnya. Pelajaran agama misalnya untuk ditujukan untuk membina sikap keberagaman, pelajaran matematika ditujukan untuk membina potensi berpikir, pelajaran sejarah ditujukan untuk membina potensi bermasyarakat,dsb.
Ayat ini mengandung perintah agar mamusia memiliki keimanan, yaitu berupa keyakinan terhadap adanya kekuasaan dan kehendak Allah, juga mengandung pesan ontologis tentang sumber ilmu pengetahuan. Ayat-ayat Allah terdiri dari yang tertulis (Al-Qurán), tidak tertulis (keadaan jagat raya), dan yang ada pada diri manusia. Dari berbagai ayat tersebut jika telaah secara cermat, diobseravasi, diidentifikasi, dikategorikan, dibandingkan, dianalisa, dan disimpulkan dapat menghasilkan ilmu pengetahuan.[7] Membaca ayat-ayat Allah didalam Al-Qurán dapat menghasilkan ilmu agama Islam seperti; Fiqh, Tauhid, Akhlak dsb. Membaca ayat-ayat Allah yang ada di jagat raya dapat menghasilkan sains seperti Fisika, Biologi, Kimia, Astronomi, Geologi, Botani, dsb. Selanjutnya membaca ayat-ayat Allah yang ada pada diri manusia dari segi fisiknya menghasilkan ilmu kedokteran, ilmu tentang raga, dan dari segi tingkah lakunya menghasilkan ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, dsb. Pemanfaatan ilmu-ilmu tersebut harus ditujukan dengan mendekatkan diri dan terus beribadah kepada Allah SWT.
Ayat ke- 2:
Ayat kedua ini mengandung informasi tentang pentingnya memahami asal-usul proses dan kejadian manusia dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Untuk itu kesadaran manusia dapat timbul dalamn dirinya agar kelak diakhirat kita dapat mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita selama didunia. Dalam ayat ini juga dapat kita rumuskan tujusn pendidikan yaitu, adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat melahirkan manusia yang seutuhnya. Pelajaran agama misalnya untuk ditujukan untuk membina sikap keberagaman, pelajaran matematika ditujukan untuk membina potensi berpikir, pelajaran sejarah ditujukan untuk membina potensi bermasyarakat,dsb.
Ayat ke- 3:
Dalam ayat ketiga ini mengandung arti tentang mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi, membandingkan, menganalisa, menyimpulkan, membina, dan membuktikan. Dengan demikian ayat ini erat kaitannya dengan metode pendidikan. Sebagaimana halnya dijumpai pada metode Iqra dengan sifat Tuhan yang Maha Mulia.
Ayat ke- 4 & 5:
Didalam ayat ini mengandung pengertian tentang al-qalam yaitu sesuatu yang agak keras seperti kuku dan kayu, yang secara khusus digunakan untuk menulis. Menurut Al-Maraghi al-qalam adalah dan alat yang keras yang tidak mengandung unsur kehidupan, dan tidak pula mengandung unsur pemahaman. Maksudnya disini ialah al-qalam adalah sesuatu yang bias digunakan oleh manusia untuk mengetahui atau mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mudah melalaui al-qalam tersebut. Jadi al-qalam adalah alat-alat yang digunakan untuk menyimpan sesuatu, misal pada perkembangan saat ini yaitu alat pemotret berupa kamera, alat penyimpan data berupa komputer, alat perekam berupa recording, mikro film, video compact disc (VCD), dll. Berupa alat yang dapat menunjang pendidikan.
Ayat ke- 6-13:
Pada ayat ini berisi tentang asal-usul kejadian manusia beserta sebagian sifat-sifatnya yang negatif. Penjelasan ini sangat membantu dalam rangka merumsukan tujuan, materi dan metode pendidikan. Berdasarkan kandungan pada surat ini tujuan pendidikan Islam nya yaitu manusia harus diarahkan untuk memilki kesadaran dan tanggung jawab sebagai makhluk yang selalu harus beribadah kepada Allah SWT dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat kelak. Untuk itu manusia harus dididik dengan menggunakan kurikulum yang komprehensif, yaitu kurikulum yang tidak hanya memuat materi pendidikan agama, tetapi harus memuat materi pendidikan umum. Karna pendidikan agama dan pendidikan umum sama-sama dibutuhkan oleh manusia.
Ayat ke- 14-19:
Pada pada ayat ke 14-19 ini berisi tentang kekuasaan Allah, yaitu bahwasannya Ia Berkuasa untuk menciptakan manusia, serta memberikan nikmat dan karunia berupa memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad SAW, walaupun sebelumnya Beliau belum pernah belajar membaca. Selain itu sifat Allah yang Maha Melihat terhadap segala sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia serta Allah berhak memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan perbuatan manusia tersebut. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan tentang Pendidikan yaitu merumuskan tujuan pendidikan, yaitu agar manusia senantiasa menyadari dirinya sebagai ciptaan Allah yang harus patuh dan tunduk pada-Nya.
Dalam ayat ketiga ini mengandung arti tentang mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi, membandingkan, menganalisa, menyimpulkan, membina, dan membuktikan. Dengan demikian ayat ini erat kaitannya dengan metode pendidikan. Sebagaimana halnya dijumpai pada metode Iqra dengan sifat Tuhan yang Maha Mulia.
Ayat ke- 4 & 5:
Didalam ayat ini mengandung pengertian tentang al-qalam yaitu sesuatu yang agak keras seperti kuku dan kayu, yang secara khusus digunakan untuk menulis. Menurut Al-Maraghi al-qalam adalah dan alat yang keras yang tidak mengandung unsur kehidupan, dan tidak pula mengandung unsur pemahaman. Maksudnya disini ialah al-qalam adalah sesuatu yang bias digunakan oleh manusia untuk mengetahui atau mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mudah melalaui al-qalam tersebut. Jadi al-qalam adalah alat-alat yang digunakan untuk menyimpan sesuatu, misal pada perkembangan saat ini yaitu alat pemotret berupa kamera, alat penyimpan data berupa komputer, alat perekam berupa recording, mikro film, video compact disc (VCD), dll. Berupa alat yang dapat menunjang pendidikan.
Ayat ke- 6-13:
Pada ayat ini berisi tentang asal-usul kejadian manusia beserta sebagian sifat-sifatnya yang negatif. Penjelasan ini sangat membantu dalam rangka merumsukan tujuan, materi dan metode pendidikan. Berdasarkan kandungan pada surat ini tujuan pendidikan Islam nya yaitu manusia harus diarahkan untuk memilki kesadaran dan tanggung jawab sebagai makhluk yang selalu harus beribadah kepada Allah SWT dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di akhirat kelak. Untuk itu manusia harus dididik dengan menggunakan kurikulum yang komprehensif, yaitu kurikulum yang tidak hanya memuat materi pendidikan agama, tetapi harus memuat materi pendidikan umum. Karna pendidikan agama dan pendidikan umum sama-sama dibutuhkan oleh manusia.
Ayat ke- 14-19:
Pada pada ayat ke 14-19 ini berisi tentang kekuasaan Allah, yaitu bahwasannya Ia Berkuasa untuk menciptakan manusia, serta memberikan nikmat dan karunia berupa memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad SAW, walaupun sebelumnya Beliau belum pernah belajar membaca. Selain itu sifat Allah yang Maha Melihat terhadap segala sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia serta Allah berhak memberikan balasan yang setimpal sesuai dengan perbuatan manusia tersebut. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan tentang Pendidikan yaitu merumuskan tujuan pendidikan, yaitu agar manusia senantiasa menyadari dirinya sebagai ciptaan Allah yang harus patuh dan tunduk pada-Nya.
Keterlaitan/Hubungan
antara Surat al-'Alaq dengan al-'Asr
1.Surat Al-'asr
berisi tentang peritah agar kita pandai dalam mengahadapi waktu, artinya kita
harus mampu untuk memanfaatkan waktu. Wujud dari mempergunakan waktu itu sangat
banyak sekali, antara lain: dengan cara belajar atau menuntut ilmu, sebagaimana
yang telah diungkap dalam surat Al-'alaq ayat 1-5.
2.Menuntut ilmu
memerlukan kesabaran, dan akan membutuhkan waktu yang lama. Ingatlah! Kamu tidk akan memperoleh ilmu, kecuali dengan
enam perkara yang akan ku ceritakan kumpulannya secara jelas, yaitu: cerdas,
semangat, sabar, adanya biaya, pengajaran dari seorang guru, dan waktu yang
lama.
3.Apabila kita tidak mampu menggunakan waktu untuk belajar,
maka kelak kita akan merugi, karena tersisih dari kehidupan.
4.Ilmu merupakan bekal utama bagi orang yang beriman dan
beramal shaleh
Komentar